-->
  • Kini Warga Natakehe Tak Berebut Air Minum Dengan Kambing

    Kini Warga Natakehe Tak Berebut Air Minum Dengan Kambing

    Wanita tua itu sesekali mengelap keringatnya yang mengucur dikening dengan ujung sarungnya, ia duduk sabar menunggu ember penuh terisi air. Terik matahari siang itu tak terasa olehnya, Ina Mariam terlihat menikmati suara percikan air yang keluar dari kram umum belakang rumahnya. Raut muka hitam yang mulai berkeriput  tertutupi oleh senyum sembringah memberi makna akan beban berat telah terlepas dari pundaknya.

    Ina Mariam, warga penghuni dusun Natakehe desa Tembalae kecamatan Pajo kabupaten Dompu provinsi Nusa Tenggara Barat itu memang patut bahagia, karena sekarang tidak lagi kesulitan untuk memenuhi kebutuhan air bersih dan air minum sehari-hari. Hanya jalan lima meter ke belakang rumahnya lalu putar kran , air pun meluncur keember.  Hal tersebut berkat kegiatan Progam Pamsimas II tahun 2015 yang membangun kran umum dan hidran umum untuk akses air 118 jiwa dari total 321 jiwa termasuk Ina mariam yang menghuni desun Natakehe.

    “Sekarang selain mudah mendapat air, kami pun tidak merasa takut meminumnya. tidak seperti kamarin-kemarin harus was-was menimum air karena tercampur air liur binatang, takut kena penyakit” kata Ina Mariam yang sudah berinjak berusia 50 tahun itu.

    Ina Mariam mengisahkan sejak lahir dan tinggal dikampungnya itu sangat kesulitan untuk memenuhi kebutuhan air bersih dan air minum keluarganya. Ibu dari 2 anak itu hanya mengandalkan sumur rembesan yang digali warga pada pinggir badan sungai kering  terletak di sebelah timur kampung dengan jarak sekitar 200 meter. “kami harus bangun pagi agar bisa lebih awal sampai di sungai, kalau terlambat bisa-bisa kambing atau sapi yang duluan minum airnya. Sehari saya hanya mampu 5 ember tanggung saja untuk minum dan masak, kalau untuk mandi dan cuci langsung ke sumbur” jelas wanita yang berprofesi petani itu.

    Kisah yang dilakoni Ina Mariam merupakan potret kehidupan sebagian besar warga dusun Natakehe. Dan siapa sangka dusun yang dihuni 321 jiwa atau 107 kepala keluarga dan dilewati jalan lintas menuju pantai Lakey, salah satu lokasi wisata berselancar  terbaik dunia ini belum pernah disentuh oleh program air minum sejak dihuni oleh warganya sekitar pertengahan tahun 1960. 
    Dahlan Manan, ketuar RT 01 dusun Natakehe mengatakan program kegiatan air minum dari pemerintah maupun swasta sebenarnya sudah masuk di Desa Tembalae. Akan tetapi semua program selalu di perioritaskan ke dusun-dusun lain yang berdekatan dengan kantor desa.

    “seingat saya sudah 4 program air minum untuk desa kami, tapi semuanya untuk dusun lain. Alasannya selalu sama, dana program tidak cukup bangun jaringan baru ke dusun kami. Terus masalah struktur tanah dan ketinggian yang tidak memungkin dibuat jaringan air minum” ungkapnya.
    Keberuntungan akhirnya berpihak kepada mereka, karena Program Pamsimas II melalui KKM Mandiri dan Satlak desa Tembalae masuk dan memfasilitasi pembangun jaringan dan sarana air minum di permukiaman yang hampir 100 persen petani.

    “Telah dibangun, 2 kran umum dan 2 hidran umum untuk warga Natakehe. Serta dibuat jaringan perpipaan baru berupa 234 m PVC 3 inc, 3000 m PVC 2 inc, serta 264 m PVC 1 inc ” terang Koordinator KKM Mandiri desa Tembalae, Abakar.

    Abakar menambahkan, KKM Mandiri bersama Satlak juga telah mengoptimalisasi sarana air penyediaan minum pada dusun pelita dan dusun restu meliputi pengadaan pipa PVC 1 inc sepanjang 513 m untuk jaringan distribusi dan pembangun 11 unit kran umum guna melayani 602 jiwa.
    Menurut Abakar bahwa anggaran yang terserap dalam pembangunan sarana air minum secara keseluruhan sebesar Rp. 318.482.100 terdiri dari Rp. 253.312.000 sumber APBN, Rp. 12.665.600 Incash, dan Rp. 50.662.400 Inkind.

    “peruntukannya berupa pengadaan pipa dan accsories sebesar Rp. 219.468.000, pembangunan HU 2 unit Rp. 29.630.750, KU 7 unit dengan Spal Rp. 28.189.350, KU tanpa Spal  8 unit  Rp. 18.387.000, dan pengadaan water meter 4 unit  Rp. 2.020.400. Biaya operasional KKM Rp. 6.817.600, serta kegiatan PHBS dan penguatan kapasitas masyarakat sebesar Rp. 7.740.000” terangnya.

    Kini Ina Mariam dan Dahlan Manan maupun warga dusun Natakehe bisa lega dan dapat mengakses air minum dengan mudah. Tapi agar kemudahan ini dapat dinikmati dalam jangka panjang, tentunya opersional dan pemeliharaan SPAM menjadi fokus perhatian warga selanjutnya..
  • You might also like

    No comments:

    Post a Comment