Pagi itu di Desa Sukadamai Kecamatan Manggelewa Kabupaten Dompu Nusa Tenggara Barat begitu cerah, hawa udara masih terasa menusuk kulit. Warga sudah terlihat berdiri berkelompok si sepanjang jalan kampung, terlihat lelaki dan perempuan berusia dewasa memegang peralatan gali seperti tembilang, cangkul dan linggis. Rupanya warga akan bergotongroyong penggalian dan pemasangan pipa PVC yang akan menjadi pipa jaringan air minum dalam rangka merealisasikan rencana kegiatan program Pamsimas II tahun 2015 di desa mereka.
Gotongroyong jaringan air minum tersebut, sudah terencana sejak penyepakatan rencana kegiatan masyarakat (RKM) pada pertengahan bulan juni 2015. kemudian dipertegas kembali tiga hari sebelum hari pelaksanaan lewat rembuk warga dimasing-masing dusun, agar warga berusia dewasa dapat ikut bergotongroyong. Dan hasilnya pun mengejutkan, warga dewasa yang mayoritas petani pun ramai ikut andil dalam kegiatan penggalian dan pemasangan pipa jaringan air minum sepanjang lebih dari 2,60 kilometer.
Koordinator Kelompok Keswadayaan Masyarakat Amanah Bersama desa Sukadamai, Mukhsin, S.Pd menceritakan bahwa keberhasilan mengajak warga bergotongroyong disebabkan semboyan yang dipakai sebagai tema gotongroyong. “kami menyebutnya kegiatan beramal demi air minum bersama. Alhamdulillah, warga selalu antusias. Mereka lomba beramal untuk air minum”, tutur guru disebuah SMP di desa Sukadamai.
Menurut Mukhsin, kegiatan gotongroyong tersebut tidak melibatkan seluruh warga desa, tapi hanya melibatkan warga dari 4 dusun yaitu dusun Dasan Baru, Semparu, Cakra Baru, Patuh Karya.
“Melibatkan hanya 4 dusun karena selain mempertimbangkan volume kegiatan, tapi 4 dusun tersebut merupakan penerima manfaat langsung dari sarana air minum yang dibangun, juga jaringan perpipaan yang digali dan dipasang hanya berada di wiayah 4 dusun itu” katanya.
Kegiatan terkait air minum, memang menjadi kegiatan prioritas di desa Sukadamai. Sebab, desa yang bermula dari permukiman transmigrasi itu merupakan wilayah perbukitan yang tidak memiliki air permukaan. Sehingga sumur bor dengan kedalaman 80 meter di dusun Semparu menjadi satu-satunya tumpuan untuk memenuhi kebutuhan air bersih dan hanya mampu melayani 54,17% warga atau 1925 jiwa dari 3553 jiwa keseluruhan penghuni desa.
Muhammad Karim, ketua satuan pelaksana (satlak) program Pamsimas desa Sukadamai menjelaskan bahwa guna memenuhi standar kebutuhan air minum warga, dilakukan opsi pengembangan sarana air minum yang ada, dengan menyerap dana sebesar Rp. 233.165.750 terdiri dari dana APBN sebesar Rp. 182.400.000, kontribusi Incash warga Rp. 9.120.000 serta swadaya tenaga dan material senilai Rp. 41.645.750.
“Penggunaan dana untuk paket pengadaan pipa PVC dan accesories sepanjang 2660 meter sebesar Rp. 205.971.500, perbaikan 2 unir reservoir Rp. 7.627.000, pembuatan jembatan pipa 2 unit dengan biaya Rp. 4.863.800, dan pengadaan 7 unit instalasi meteran air Rp. 3.691.450. sementara dana kontribusi incash seluruhnya dialokasikan untuk biaya kegiatan pelatihan penguatan kapasitas KKM/satlak dan masyarakat, kegiatan PHBS, dan biaya operasional KKM” ungkap Muhammad karim.
Pengembangan sarana air minum dengan menitiberatkan pada pergantian pipa jaringan utama yang bocor agar dapat menambah kapasitas debit air sekaligus menambah jumlah penerima manfaat air minum menjadi 3181 jiwa dari sebelumnya hanya 1925 jiwa. Penambahan penerima manfaat air minum tersebut tersebar di dusun Dasan Baru sebanyak 315 jiwa, dusun Semparu 395 jiwa, Cakra Baru 274 jiwa dan Patuh Karya 272 jiwa.
No comments:
Post a Comment